Azan : Cara Lafaz Azan Dengan Betul Dan Fadhilatnya

Azan adalah panggilan sembahyang dalam agama Islam. Ia merupakan seruan yang dilakukan oleh seorang muazin (pemanggil sembahyang) dari atas menara masjid atau tempat sembahyang. Azan dilakukan untuk mengumumkan waktu sembahyang kepada umat Muslim, sebagai tanda untuk mempersiapkan diri dan melaksanakan sembahyang wajib.


Azan : Simbol Kehadiran

Azan biasanya terdiri daripada rangkaian frase dan kalimat pendek yang disampaikan dengan nada dan irama yang khas. Ia mengandungi ungkapan puji-pujian kepada Allah dan mengumumkan pesan-pesan penting dalam agama Islam. Azan sering kali dianggap sebagai simbol kehadiran dan panggilan kepada umat Muslim untuk berhubungan dengan Tuhan mereka melalui sembahyang. Selepas mendengar azan teruskan dengan doa azan.

Lafaz Azan
gambar kredit ; Sirap Limau


Kalimah Dan Cara Sebutan Azan

Berdiri di atas menara masjid atau tempat yang tinggi. Muazin biasanya berada di menara masjid atau di tempat yang dapat terdengar suaranya dengan jelas oleh umat Muslim di sekitarnya.

Mulailah dengan mengangkat tangan kanan ke tinggi bahu atau telinga. Ini adalah tanda untuk memulai seruan azan.

Ucapkan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar) dengan suara jelas dan lantang. Ini adalah kalimat pembukaan azan yang mengakui kebesaran Allah.

Lanjutkan dengan mengucapkan syahadat, yaitu "Ashhadu an la ilaha illa Allah" (Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah). Ucapkan dengan suara yang jelas dan tegas.

Kemudian, ucapkan "Ashhadu anna Muhammadan rasul Allah" (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah). Juga, ucapkan dengan jelas dan tegas.

Setelah itu, ucapkan dua kali "Hayya 'ala as-salah" (Marilah ke dalam shalat) dengan suara yang lembut namun terdengar.

Ucapkan dua kali "Hayya 'ala al-falah" (Marilah ke dalam keberuntungan) dengan suara yang sama seperti langkah sebelumnya.

Selanjutnya, ucapkan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar) dua kali dengan suara yang jelas.

Akhiri seruan azan dengan mengucapkan "La ilaha illa Allah" (Tiada Tuhan selain Allah) satu kali dengan suara yang tenang namun terdengar.

Untuk seruan azan yang kedua, lakukan langkah-langkah yang sama dengan menambahkan "Qad qaamatis-salah" (Shalat telah didirikan) setelah syahadat.

Lafaz Dengan Betul

Allahu Akbar (4x) - Allah Maha Besar (dikumandangkan 4 kali)

Ashhadu an la ilaha illa Allah (2x) - Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah (dikumandangkan 2 kali)

Ashhadu anna Muhammadan rasul Allah (2x) - Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah (dikumandangkan 2 kali)

Hayya 'ala as-salah (2x) - Marilah ke dalam shalat (dikumandangkan 2 kali)

Hayya 'ala al-falah (2x) - Marilah ke dalam keberuntungan (dikumandangkan 2 kali)

Allahu Akbar (2x) - Allah Maha Besar (dikumandangkan 2 kali)

La ilaha illa Allah (1x) - Tiada Tuhan selain Allah (dikumandangkan 1 kali)




Baca juga : Solat Jamak


     Cara Jawab Azan

Setelah mendengar "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar) pada awal azan, umat Muslim menjawab dengan mengucapkan:

"Allahu Akbar" (Allah Maha Besar) satu kali.

Setelah mendengar "Ashhadu an la ilaha illa Allah" (Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah) pada azan, umat Muslim menjawab dengan mengucapkan:

"Ashhadu an la ilaha illa Allah" (Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah) satu kali.

Setelah mendengar "Ashhadu anna Muhammadan rasul Allah" (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah) pada azan, umat Muslim menjawab dengan mengucapkan:

"Ashhadu anna Muhammadan rasul Allah" (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah) satu kali.

Setelah mendengar "Hayya 'ala as-salah" (Marilah ke dalam shalat) pada azan, umat Muslim menjawab dengan mengucapkan:

"La hawla wa la quwwata illa billah" (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah) satu kali.

Setelah mendengar "Hayya 'ala al-falah" (Marilah ke dalam keberuntungan) pada azan, umat Muslim menjawab dengan mengucapkan:

"La hawla wa la quwwata illa billah" (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah) satu kali.
Setelah mendengar "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar) pada akhir azan, umat Muslim menjawab dengan mengucapkan:

"Allahu Akbar" (Allah Maha Besar) satu kali.
Selepas habis azan, mulakan dengan bacaaan doa azan
Baca Lagi : Surah Yasin dan Fadhilatnya


Baca : kelebihan Surah Al-Kahfi 1 - 10

    > Maksud Azan

Azan adalah seruan atau panggilan yang dilakukan dalam agama Islam untuk mengumumkan waktu-waktu sembahyang kepada umat Muslim. Lafaz dan makna azan mempunyai tujuan untuk mengingatkan umat Muslim akan kewajiban mereka untuk melaksanakan sembahyang sebagai ibadah kepada Allah.

Secara harfiah, azan berasal dari bahasa Arab yang berarti "pemberitahuan" atau "pengumuman". Azan dipanggil oleh seorang muazin atau pemanggil sembahyang dari atas menara masjid atau tempat sembahyang yang tinggi. Tujuan azan adalah untuk memberitahu umat Muslim tentang waktu sembahyang yang telah tiba, agar mereka dapat mempersiapkan diri dan melaksanakan sembahyang dengan tepat waktu.

Azan juga mengandung pesan-pesan penting dalam agama Islam, seperti pengakuan akan keesaan Allah, pengakuan terhadap kenabian Muhammad, serta ajakan untuk menjalankan perintah Allah dan menghindari larangan-Nya. Azan memainkan peran penting dalam mengingatkan umat Muslim akan kewajiban mereka dalam menjalankan sembahyang dan mengarahkan mereka untuk berhubungan dengan Allah dalam kehidupan sehari-hari.

Doa Selepas Azan

Doa azan, juga dikenal sebagai Doa Istijabah, adalah doa yang dianjurkan untuk dibaca setelah mendengar azan. Berikut adalah doa selepas azan dalam bahasa Arab dan terjemahannya:


اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلَاةِ الْقَائِمَةِ آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيلَةَ وَالْفَضِيلَةَ وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ

"Allohumma rabba hadhihid da'watit taammah, wassalaatil qaaimah, aati Muhammadanil wasilata wal fadhilah, wab'athhu maqaman mahmudanilladhi wa'adtahu."

    > Maksud Doa Selepas Azan

Ya Allah, Tuhan yang telah mensyariatkan seruan azan dan sembahyang yang akan didirikan.

Kurniakanlah kedudukan yang tinggi dan terpuji yang Engkau telah janjikan kepada junjungan kami Nabi Muhammad dan kehormatan,

Sesungguhnya Engkau tidak memungkiri janji.


Hukum Azan, Wajib atau Sunnah

Di sisi mazhab Imam al-Syafi’e, hukum melaungkan azan dan iqamah adalah sunat muakkad untuk kesemua lima solat fardhu. Ini seperti yang disebutkan oleh Imam Al-Nawawi :

مَذْهَبُنَا الْمَشْهُورُ أَنَّهُمَا سُنَّةٌ لِكُلِّ الصَّلَوَاتِ فِي الْحَضَرِ وَالسَّفَرِ لِلْجَمَاعَةِ وَالْمُنْفَرِدِ لَا يَجِبَانِ بِحَالٍ فَإِنْ تَرَكَهُمَا صَحَّتْ صَلَاةُ الْمُنْفَرِدِ وَالْجَمَاعَةِ

Maksudnya : ‘’(Di sisi) mazhab kami (pendapat) yang masyhurnya adalah keduanya (azan dan iqamah) itu sunat bagi kesemua solat semasa hadir (tidak bermusafir) dan juga semasa musafir, bagi (solat) berjemaah dan juga solat secara bersendirian. Keduanya itu tidak wajib maka sekiranya seseorang meninggalkan keduanya maka sah solat secara bersendirian dan juga secara berjemaah’’.

Rujuk Al-Majmu’ Syarah al-Muhazzab, Al-Nawawi (3/82).


Sejarah Azan Dalam Islam

Abdullah bin Zaid r.a dan Umar bin al-Khattab r.a mendapat mimpi mengenai azan.

Hal ini diriwayatkan dalam satu hadis yang panjang, daripada Abdullah bin Zaid R.A katanya:

لَمَّا أَمَرَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم بِالنَّاقُوسِ يُعْمَلُ لِيُضْرَبَ بِهِ لِلنَّاسِ لِجَمْعِ الصَّلاَةِ طَافَ بِي وَأَنَا نَائِمٌ رَجُلٌ يَحْمِلُ نَاقُوسًا فِي يَدِهِ ، فَقُلْتُ : يَا عَبْدَ اللهِ أَتَبِيعُ النَّاقُوسَ ؟ قَالَ : وَمَا تَصْنَعُ بِهِ ؟ فَقُلْتُ : نَدْعُو بِهِ إِلَى الصَّلاَةِ ، قَالَ : أَفَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى مَا هُوَ خَيْرٌ مِنْ ذَلِكَ ؟ فَقُلْتُ لَهُ: بَلَى ، قَالَ : فَقَالَ : تَقُولُ : اللَّهُ أَكْبَرُ ، اللَّهُ أَكْبَرُ ، اللَّهُ أَكْبَرُ ، اللَّهُ أَكْبَرُ…رُ

قَالَ : ثُمَّ اسْتَأْخَرَ عَنِّي غَيْرَ بَعِيدٍ ، ثُمَّ ، قَالَ : وَتَقُولُ : إِذَا أَقَمْتَ الصَّلاَةَ ، اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ…رُ

Maksudnya: “Ketika Nabi SAW meminta loceng supaya orang boleh memukulnya bagi menghimpunkan (orang ramai) untuk solat, tiba-tiba saya teringat ketika sedang tidur, seorang lelaki mengelilingi saya (dalam mimpi) dengan memegang loceng di tangannya. Lalu saya berkata: “Wahai hamba Allah, adakah kamu mahu menjual loceng tersebut? Katanya: “Apakah kamu hendak lakukan?” Saya menjawab: “Untuk menyeru orang ramai supaya menunaikan solat.” Dia berkata kembali: “Apakah kamu mahu jika aku tunjukkan cara yang lebih baik?” Saya jawab: “Sudah tentu.” Katanya: “Sebutkanlah ‘: اللَّهُ أَكْبَرُ ، اللَّهُ أَكْبَرُ ، اللَّهُ أَكْبَرُ ، اللَّهُ أَكْبَرُ’……. (sehingga akhir azan).

Tidak lama selepas itu, dia berkata lagi: “Ketika kamu berdiri untuk mengerjakan solat, sebutkan ‘، اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ’ …. (hingga akhir iqamat).

Riwayat Abu Daud (449)

Setelah terjaga, saya segera menemui Rasulullah SAW dan menceritakan mimpi ini. Lalu Baginda SAW bersabda:

إِنَّهَا لَرُؤْيَا حَقٌّ إِنْ شَاءَ اللَّهُ ، فَقُمْ مَعَ بِلاَلٍ فَأَلْقِ عَلَيْهِ مَا رَأَيْتَ ، فَلْيُؤَذِّنْ بِهِ ، فَإِنَّهُ أَنْدَى صَوْتًا مِنْكَ فَقُمْتُ مَعَ بِلاَلٍ ، فَجَعَلْتُ أُلْقِيهِ عَلَيْهِ ، وَيُؤَذِّنُ بِهِ ، قَالَ : فَسَمِعَ ذَلِكَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ ، وَهُوَ فِي بَيْتِهِ فَخَرَجَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ ، وَيَقُولُ : وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ يَا رَسُولَ اللهِ ، لَقَدْ رَأَيْتُ مِثْلَ مَا رَأَى ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : فَلِلَّهِ الْحَمْدُ.

Maksudnya: Dengan izin Allah, ia adalah mimpi yang benar. Berdirilah bersama bilal dan sampaikan kepadanya apa yang kamu lihat supaya dia boleh melaungkan azan kerana suaranya lebih baik daripada kamu. Lalu saya bangun bersama Bilal dan menyampaikan kepadanya. Lantas dia pun melaungkan azan. Umar al-Khattab yang berada di rumahnya mendengar laungan azan tersebut, lalu keluar sambil menarik jubahnya. Katanya: “Demi Tuhan yang mengutus engkau dengan kebenaran wahai Rasulullah, saya juga melihat seperti apa yang dilihatnya (Abdullah). Baginda menjawab: “Segala puji bagi Allah.”

Riwayat Abu Daud (449)

    > Orang Pertama Laungkan Azan

Bilal bin Rabah merupakan orang pertama melaungkan Azan

Azan disyariatkan pada tahun pertama hijrah. Dan namanya disebut di dalam hadis, daripada Ibn Umar r.a katanya: Ketika orang Islam sampai di Madinah mereka berkumpul dan menantikan waktu bersolat.

Tidak ada cara yang diserukan bagi solat tersebut. Suatu hari mereka berbincang tentang perkara itu. Sebahagian daripada mereka mencadangkan loceng digunakan sepertimana loceng orang Nasrani,
dan sebahagian yang lain pula mengatakan serunai digunakan seperti terompet tanduk yang digunakan oleh orang Yahudi.

Umar RA pula berkata: Kenapakah kamu tidak menyuruh seseorang menyerukan solat? Lalu Rasulullah SAW bersabda:

يَا بِلَالُ قُمْ فَنَادِ بِالصَّلَاةِ

Maksudnya: Wahai Bilal, berdirilah dan serukan solat.”

Riwayat al-Bukhari (579) dan Muslim (377)

Hadis ini adalah sebelum adalah hadis bagaimana bacaan dan laungan azan.


sumber : aqiqahcentre



Rumusan dari :

Doa Qunut 

Solat Dhuha



Post a Comment

0 Comments